APA YANG SEDANG ANDA PIKIRKAN?


Begitu pertanyaan yang berada di atas kotak status Facebook edisi Indonesia. Padahal terkadang tubuh kita sedang di rumah ibadah tapi pemikiran sudah melayang sampai ke mana-mana. Jadi apa pentingnya menanyakan 'apa yang kita pikirkan'?

Sebuah PEMIKIRAN ternyata membawa efek begitu dramatis bagi kehidupan manusia, baik individu maupun menyangkut seluruh keberadaan umat manusia. Pemikiran bahwa bumi hanya salah satu planet yang mengelilingi matahari pernah ditentang oleh gereja pada masa lalu. Setiap orang yang punya ide dan pemikiran bahwa bumi adalah bulat juga dianggap sebagai penyesat. Dewan gereja sebagai otoritas tertinggi menganggap pemikiran ini bertentangan dengan kepercayaan dan bisa meruntuhkan iman seseorang dan membawa mereka kepada penyesatan. Akibatnya orang yang berani mengajarkan pemikiran seperti ini akan dihukum bahkan diganjar dengan kematian.

Anggota pengebom yang diberi label TERORIS juga memiliki pemikiran yang melatarbelakangi perbuatan mereka yang oleh orang umum dan hukum dianggap biadab. Mereka memiliki pemahaman yang berbeda berkenaan dengan yang mereka lakukan. Pemahaman yang solid bahwa perbuatan mencelakakan orang lain adalah baik dibangun tidak dalam sehari. Seorang mahasiswi yang menyusun penelitian berkait hal ini mengatakan bahwa perlu 3 bulan untuk membuka dan mengarahkan pemikiran seseorang sebelum masuk pemahaman bahwa mengebom bukanlah hal yang salah. Setelah itu perlu waktu bertahun-tahun lagi untuk mempersiapkan seseorang sebagai 'pengantin' istilah mereka yang membawa bom bunuh diri.

Kalau kita coba telaah dalam diri kita, apa yang kita putuskan, apa yang kita takutkan, apa yang kita lakukan semua juga diawali pemikiran yang tidak dibangun dalam hari atau jam. Ingin atau tidak ingin berenang misalnya, akan ditemukan serentetan pemikiran di belakang yang membawa kita kepada keputusan. Mulai dari trauma waktu kecil terhadap air, cuaca, baju, teman yang diajak berenang, keruwetan persiapan ke kolam renang, jarak, waktu, dan ribuan pemikiran lain. Pikiran yang dominan akan membawa kita kepada keputusan.

Pilihan pemikiran yang baik tercermin pada pribadi-pribadi sukses. Maka tidak salah kalau seseorang yang ingin sukses akan belajar dari otobiografi orang sukses. Menyelidiki latar belakang pemikiran seseorang menjadi penting. Mengetahui apa yang mendasari mereka mengambil keputusan yang menuntun kepada kesuksesan.

Pemikiran kita bangun baik secara sadar maupun tidak sadar. Sesungguhnya setiap pribadi bertanggungjawab terhadap pemikiran yang dihasilkan otaknya sendiri. Jika demikian kita tidak boleh menyerahkan kepada orang lain apalagi orang yang tidak bertanggungjawab. Sebagai pribadi sukses sudah selayaknya kita memilih konsumsi pemikiran baik untuk dijadikan pemikiran kita. Pemikiran yang baik bisa diputuskan jika kita memiliki hati yang baik dan penuh cinta.

Apabila kini kita sudah memahami kalau pemikiran tidak dibangun dalam sekejap mulailah membangun pemikiran sekarang. Bila Anda memahami pemikiran baik dibangun dari pilihan-pilihan konsumsi pikiran baik, maka sudah saatnya kita memilih yang benar. Apabila Anda masih tidak yakin dengan pilihan pikiran apakah baik atau tidak maka sebaiknya serahkan pada ahlinya. Pemilik hati yang murni dan penuh cinta. Pribadi yang agung. Dia yang Esa.